Perubahan kurikulum hingga kini belum
memberikan dampak yang diharapkan, bahkan yang terjadi kebingungan di
mana-mana. Banyak guru yang sekadar menjalankan perubahan kurikulum ini
dengan mengubah sampul serta perangkat mengajarnya sesuai format yang telah
diberikan pada kegiatan-kegiatan pelatihan. Pada tataran implementasi di
kelas, kenyataannya banyak guru yang masih menerapkan pola lama. . Rata-rata guru yang dimintai pendapatnya menyatakan
bingung melaksanakan Kurikulum 2013
|
Kebingungan yang lain tentu saja terjadi
di rumah. Para orang tua mengeluhkan pekerjaan rumah anaknya semakin
menumpuk. Setiap hari anak tidak pernah absen membawa pekerjaan rumah yang
bebannya melebihi kemampuan sang anak dan orang tua yang berlatar belakang
pendidikan pas-pasan. Kurikulum yang seharusnya membawa perubahan yang lebih
baik pada kenyataannya justru memberikan beban kepada banyak pihak. Guru,
siswa, orang tua dan juga sekolah. Semua terjadi karena ketidaksiapan,
sebagaimana telah banyak dikritisi para pakar pendidikan. Banyak guru saya
merasakan sendiri selama lebih kurang enam hari mengikuti pelatihan guru
pendamping kurikulum 2013. Beragam pertanyaan dari para guru di antaranya
sistem penilaian yang ada dalam kurikulum itu. Para guru merasa kesulitan
mengapilkasikan sistim penilaian yang ada dalam kurikulum ini, terutama
begitu banyaknya lembaran isian yang harus dikerjakan guru. Sebagai contoh
untuk penialaian sikap spiritual dan sikap social, akan menyita tidak sedikit
waktu guru.
Ditambah lagi penilaian pengetahuan dan
keterampilan yang juga membutuhkan waktu tidak sedikit, tentunya akan menjadi
beban bagi guru. Sebagai contoh, untuk seorang guru sertifikasi dengan jam
wajib 24 jam, perinciaannya misalnya pelajaran kimia untuk 24 mengampu enam
rombongan belajar dikalikan setiap rombongan belajar ada 30 siswa, maka akan
ada 180 siswa yang menjadi tugas guru tersebut. Dengan empat aspek penilaian,
kita tinggal kalikan saja 180 siswa kali empat.
Pertanyaannya, akankah para guru mampu
melakukan itu secara maksimal? Ditambah lagi tugas tambahan guru yang menjadi
wali kelas misalnya, bagaimana mengatasi kesulitan penilaian hasil belajar
siswa yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang semakin rumit?
|
Sabtu, 11 Maret 2017
Kendala Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Kimia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
dengan mengadakan evaluasi sekolah tiap minggu untuk membuka pemikiran guru-guru bahwasanya penilaian tersebut walau rumit namun sangat bagus untuk diterapkan di sekolah
BalasHapusmenurut saya untuk mengadakan evaluasi tiap minggu ke sekolah-sekolah unuk membuka pemikiran guru bukanlah hal yang efektif. Karena bagaimana dengan sekolah yang jauh dari lokasi dinas pendidikan? Akan tetapi hal yang bagus yaitu bagaimana guru-guru dapa bekerja sama dengan baik di dalam sekolah tersebut, saling memotivasi dan mendukung dalam pengimplementasian kurikulum 2013 ini
BalasHapus