Sabtu, 11 Maret 2017

Kendala Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Kimia

Perubahan kurikulum hingga kini belum memberikan dampak yang diharapkan, bahkan yang terjadi kebingungan di mana-mana. Banyak guru yang sekadar menjalankan perubahan kurikulum ini dengan mengubah sampul serta perangkat mengajarnya sesuai format yang telah diberikan pada kegiatan-kegiatan pelatihan. Pada tataran implementasi di kelas, kenyataannya banyak guru yang masih menerapkan pola lama. . Rata-rata  guru yang dimintai pendapatnya menyatakan bingung melaksanakan Kurikulum 2013
Kebingungan yang lain tentu saja terjadi di rumah. Para orang tua mengeluhkan pekerjaan rumah anaknya semakin menumpuk. Setiap hari anak tidak pernah absen membawa pekerjaan rumah yang bebannya melebihi kemampuan sang anak dan orang tua yang berlatar belakang pendidikan pas-pasan. Kurikulum yang seharusnya membawa perubahan yang lebih baik pada kenyataannya justru memberikan beban kepada banyak pihak. Guru, siswa, orang tua dan juga sekolah. Semua terjadi karena ketidaksiapan, sebagaimana telah banyak dikritisi para pakar pendidikan. Banyak guru saya merasakan sendiri selama lebih kurang enam hari mengikuti pelatihan guru pendamping kurikulum 2013. Beragam pertanyaan dari para guru di antaranya sistem penilaian yang ada dalam kurikulum itu. Para guru merasa kesulitan mengapilkasikan sistim penilaian yang ada dalam kurikulum ini, terutama begitu banyaknya lembaran isian yang harus dikerjakan guru. Sebagai contoh untuk penialaian sikap spiritual dan sikap social, akan menyita tidak sedikit waktu guru.

Ditambah lagi penilaian pengetahuan dan keterampilan yang juga membutuhkan waktu tidak sedikit, tentunya akan menjadi beban bagi guru. Sebagai contoh, untuk seorang guru sertifikasi dengan jam wajib 24 jam, perinciaannya misalnya pelajaran kimia untuk 24 mengampu enam rombongan belajar dikalikan setiap rombongan belajar ada 30 siswa, maka akan ada 180 siswa yang menjadi tugas guru tersebut. Dengan empat aspek penilaian, kita tinggal kalikan saja 180 siswa kali empat.

Pertanyaannya, akankah para guru mampu melakukan itu secara maksimal? Ditambah lagi tugas tambahan guru yang menjadi wali kelas misalnya, bagaimana mengatasi kesulitan penilaian hasil belajar siswa yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang semakin rumit?

2 komentar:

  1. dengan mengadakan evaluasi sekolah tiap minggu untuk membuka pemikiran guru-guru bahwasanya penilaian tersebut walau rumit namun sangat bagus untuk diterapkan di sekolah

    BalasHapus
  2. menurut saya untuk mengadakan evaluasi tiap minggu ke sekolah-sekolah unuk membuka pemikiran guru bukanlah hal yang efektif. Karena bagaimana dengan sekolah yang jauh dari lokasi dinas pendidikan? Akan tetapi hal yang bagus yaitu bagaimana guru-guru dapa bekerja sama dengan baik di dalam sekolah tersebut, saling memotivasi dan mendukung dalam pengimplementasian kurikulum 2013 ini

    BalasHapus