Menurut wardana dalam
Rofiah, et.al (2013:17) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha
mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan
secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi
tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.
Dewanto dalam Amalia
(20013:5) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adala suatu
kapasitas diatas informasi yang diberikan, dengan sikap yang kritis untuk
mengevaluasi, mempunyai kesadaran (awareness) metakognitif dan memiliki
kemampuan pemecahan masalah. Menurut Stein (2008) berpikir tingkat tinggi
menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk menyelesaikan
suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi, menggunakan pendekatan yang
berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda dengan contoh.
Corebina, dkk., dalam Kawuwung
(2011:158) mengatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat
diketahui dari kemampuan kognitif siswa pada tingkatan analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan hasil belajar kognitif sangan
berkaitan dengan kemampuan awal siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali inforamsi
yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman
yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya
menentukan keputusan dan memecahkan masalah
pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari.
Menurut teman-teman apa kiat-kiat yang
bisa kita lakukan sebagai seorang guru untuk dapat menerapkan proses berpikir tingkat tinggi kepada siswa
khususnya pada pembelajaran kimia, dan bagaimana cara mendeteksi siswa yang
kesulitan untuk berpikir tingkat tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran
kimia?
Menyikapi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pendidikan kimia di sekolah, terutama yang berkaiatan dengan prestasi belajar siswa, praktek pembelajaran di kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Henningsen & Stein,1997; Suryadi, 2005), dan fokus Kurikulum 2004, maka upaya inovatif untuk menanggulanginya perlu segera dilakukan. Salah satu alternatif solusi yang dapat mengentaskan permasalahan dalam pendidikan kimia ini adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaranmelalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Fokus utama dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran ini adalah memposisikan peran guru sebagai perancangdan organisator pembelajaran sehingga siswa mendapat kesempatan untuk memahami dan memaknai kimia melalui aktivitas belajar.
BalasHapusKita tau untuk menerapkan pembelajaran berbasis masalah kepada siswa tidak lah mudah untuk diterapkan, fakta dilapangan siswa sulit untuk mengikuti pembelajaran tersebut, siswa cenderung hanya menerima apa yang diberikan oleh guru. Adakah solusi lain selain dari hal tersebut?
BalasHapus