Selasa, 28 Februari 2017
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Kimia
Dunia pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia dan seluruh aspek kepribadiannya. Seluruh proses pendidikan itu membentuk pengertian dan hubungan segala sesuatu tentang kehidupan.Perubahan dalam dunia pendidikan perlu terus menerus dilakukan untuk mendukung pembangunan di masa mendatang salah satunya melalui kegiatan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa. Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa memahami konsep, aplikasi konsep dan mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya. Pada proses pembelajaran inilah siswa diharapkan memahami konsep yang diajarkan bukan hanya sekedar hafal. Kemampuan siswa dalam memahami konsep merupakan hal yang sangat pening karena konsep merupakan landasan untuk berpikir.
Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir miskonsepsi dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) telah menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan. Miskonsepsi bukanlah hal yang sederhana sehinggabisa dengan mudah diabaikan dalam pembelajaran. Miskonsepsi ini bisa disebabkan dari konsep awal siswa yang dibawa sebelum mengikuti pembelajaran dikelas.
Jika lebih kita pahami lebih mendalam tentang miskonsepsi ini, terdapat hubungan antara berpikir tingkat tinggi siswa dengan kejadian miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Menurut teman-teman bagaimanakah pengaruh berpikir tingkat tinggi siswa dengan terjadinya miskonsepsi?
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa. Salah satu tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa memahami konsep, aplikasi konsep dan mampu mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya. Pada proses pembelajaran inilah siswa diharapkan memahami konsep yang diajarkan bukan hanya sekedar hafal. Kemampuan siswa dalam memahami konsep merupakan hal yang sangat pening karena konsep merupakan landasan untuk berpikir.
Dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir miskonsepsi dalam ilmu pengetahuan alam (IPA) telah menjadi perhatian serius dalam dunia pendidikan. Miskonsepsi bukanlah hal yang sederhana sehinggabisa dengan mudah diabaikan dalam pembelajaran. Miskonsepsi ini bisa disebabkan dari konsep awal siswa yang dibawa sebelum mengikuti pembelajaran dikelas.
Jika lebih kita pahami lebih mendalam tentang miskonsepsi ini, terdapat hubungan antara berpikir tingkat tinggi siswa dengan kejadian miskonsepsi yang dialami oleh siswa. Menurut teman-teman bagaimanakah pengaruh berpikir tingkat tinggi siswa dengan terjadinya miskonsepsi?
Tugas
Peta Konsep
Berpikir Tingkat Tinggi dalam Mengikuti Pembelajaran Kimia
Menurut wardana dalam
Rofiah, et.al (2013:17) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah proses berpikir yang melibatkan aktivitas mental dalam usaha
mengeksplorasi pengalaman yang kompleks, reflektif dan kreatif yang dilakukan
secara sadar untuk mencapai tujuan, yaitu memperoleh pengetahuan yang meliputi
tingkat berpikir analitis, sintesis, dan evaluatif.
Dewanto dalam Amalia
(20013:5) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi adala suatu
kapasitas diatas informasi yang diberikan, dengan sikap yang kritis untuk
mengevaluasi, mempunyai kesadaran (awareness) metakognitif dan memiliki
kemampuan pemecahan masalah. Menurut Stein (2008) berpikir tingkat tinggi
menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk menyelesaikan
suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi, menggunakan pendekatan yang
berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda dengan contoh.
Corebina, dkk., dalam Kawuwung
(2011:158) mengatakan bahwa keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat
diketahui dari kemampuan kognitif siswa pada tingkatan analisis, sintesis, dan
evaluasi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan hasil belajar kognitif sangan
berkaitan dengan kemampuan awal siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan
proses berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali inforamsi
yang diketahui. Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan
menghubungkan, memanipulasi, dan menstransformasi pengetahuan serta pengalaman
yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya
menentukan keputusan dan memecahkan masalah
pada situasi yang baru dan itu semua tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari.
Menurut teman-teman apa kiat-kiat yang
bisa kita lakukan sebagai seorang guru untuk dapat menerapkan proses berpikir tingkat tinggi kepada siswa
khususnya pada pembelajaran kimia, dan bagaimana cara mendeteksi siswa yang
kesulitan untuk berpikir tingkat tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran
kimia?
Senin, 20 Februari 2017
Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Guru dalam Proses Pembelajaran Kimia
Kreativitas
guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan sekolah maupun
luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk
kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting
untuk menilai kreativitas. Clark Monstakos, seorang psikolog humanistis
menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan
(mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan
dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain
Ciri-ciri
Guru yang Kreatif
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa guru bukanlah sekedar orang yang berdiri di
depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah
anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat yang
dewasa.
Pada
hakikatnya, mengajar jika dilakukan dengan baik telah dikatakan kreatif. Kunci
keberhasilan pengembangan kreatif itu terletak pada mengajar dengan kreatif dan
efisien dalam interaksi yang kondusif. Hal ini tidaklah mudah dan dibutuhkan
keahlian dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran agar tercapai apa yang
diharapkan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif
dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki
hasrat keingintahuan yang cukup besar.
b. Bersikap
terbuka terhadap pengalaman baru.
c. Panjang
akal.
d. Mempunyai
keingintahuan untuk menemukan (meneliti).
e. Cenderung
lebih menyukai tugas yang berat (sulit).
f. Cenderung
mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
g. Memiliki
dedikasi, bergerak dan aktif menjalankan tugas.
h. Berfikir
fleksibel.
i. Menanggapi
pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang lebih banyak.
j. Kemampuan
membuat analisis dan sintesis.
k. Memiliki
semangat bertanya serta meneliti.
l. Memiliki
daya abstraksi yang cukup baik.
m. Memiliki
latar belakang membaca yang cukup luas
Jumlah
dan ragam model pembelajaran inovatif sangat tidak terbatas tergantung dari
kemampuan (kreativitas dan inovasi) guru dalam berkarya untuk menciptakan
model-model pembelajaran yang baru. Yang terpenting dalam dunia pendidikan,
model pembelajaran inovatif harus mampu memotivasi/ membangkitkan semangat
belajar siswa dan mempermudah siswa mencapai tujuan belajar. Di samping itu,
model pembelajaran inovatif juga harus mampu membiasakan siswa
berperilaku positif dan produktif untuk kepentingan hidup mereka maupun orang
lain. Berikut ini disajikan beberapa contohmodel pembelajaran
inovatif yang mungkin bisa digunakan sebagai landasan bagi para pendidik (guru)
untuk melaksanakan pembelajaran maupun untuk mengembangkan model pembelajaran
yang baru.
Di sini saya akan
mencoba membahas kesulitan siswa dalam mempelajari konsep larutan penyangga,
dari jurnal yang telah saya baca kebanyakan siswa kesulitan dalam membedakan larutan
buffer asam dan larutan basa. Terkait hal tersebut saya akan membagikan sebuah
lagu,, dimana lagu ini merupakan salah satu dari inovasi pembelajaran kimia yang saya dapatkan waktu saya masih dibangku SMA dulu dari
guru Kimia saya dengan judul “Rekayasa Buffer” yaitu lagu dari Rekayasa cinta yang
telah diubah liriknya menjadi konsep larutan penyangga atau buffer. Hal ini
diharapkan dengan diterapkan lagu ini dapat menambah motivasi dan pemahaman
siswa dalam mempelajari konsep larutan penyangga.
Rekayasa Buffer
pH ................
Konsep yang sangat mudah
saja
Diulang alik, bagaimanapun
mudah jadinya
pH ...................
Hanya tinggal dilihat saja
yang mana habis yang mana sisa
Prinsip hitungnya
Bila sama-sama asamnya kuat
Tinggal dijumlah mol H+
nya
Bila sama-sama basanya kuat
Tinggal hitung mol OH-
nya
Kalau asam ditambah dengan
basa
Tinggal lihat manalah yang
bersisa
Asam yang kuat Basa yang
lemah
Tergantung sisanya ...
Reef : Kalau sisa asam
kuatnya saja
Tinggal cari pH Asam kuatnya
Kalau sisanya basa yang lemah
Buffer lah jadinya ...
Kalau asam ditambah dengan
Basa
Tinggal lihat manalah yang
bersisa
Asam yang lemah Basa yang
kuat
Tergantung sisanya ...
Kalau sisa Basa kuatnya
saja
Tinggal cari pH Basa
kuatnya
Kalau sisanya Asam yang
lemah
Buffer lah jadinya ....
Itulah cuplikan lagu
rekayasa buffer, bagaimana menurut pendapat dari teman-teman contoh dari inovasi pembelajaran kimia berupa lagu yang berisi konsep larutan buffer tersebut?
Langganan:
Postingan (Atom)