Senin, 29 Mei 2017

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN KIMIA


1.      Pengertian PTK
Banyak ahli memberikan definisi tentang penelitian tindakan kelas (PTK) berikut ini akan disajikan beberapa pengertian dan definisi PTK yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, Standford (1970) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan adalah ‘analysis, fact finding, conceptualization, planing, execution, more fact finding or evaluation; and then repetition of this whole circle of activities; indeed, a spiral of such circles, ('Analisis, menemukan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, menemukan fakta lebih atau evaluasi; dan kemudian pengulangan lingkaran ini seluruh kegiatan; memang, sebuah lingkaran seperti spiral). Tim proyek PGSM (1999) mendefinisikan pengertian penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantaban rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.


Bila digabungkan pengertian dan definisi PTK yang dikemukakan oleh para ahli di atas maka diperoleh batasan penelitian tindakan kelas sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang (bersiklus) dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaiakan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.


2.      Prosedur Pelaksanaan PTK
a.       Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok, yaitu; (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara, (2) menentukan cara pemecahan masalah PTK dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3) memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahannya, (4) menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5) memilih dan menyusun persfektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.
b.      Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi. baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat dilakukan secara beiringan, bahkan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
c.       Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan rumusan saran.
d.      Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data. Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK.

Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis. Inilah laporan PTK. Dilihat dari ruang lingkup, tujuan, metode, dan prakteknya, action research dapat dianggap sebagai penelitian ilmiah micro. Action research adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Maksudya, penelitiannya dilakukan sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya.


3.      Karakteristik PTK
Ciri-ciri PTK yang membedakan dengan penelitian lain
a.       Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya. Contoh : Guru merasa risau karena hasil ketika latihan menunjukkan hanya 40% yang bisa menguasai penggunaan rumus matematika; Pertanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh sisa; Pekerjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan.
b.      Self-refleksitive inquiry atau penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden.
c.       Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi
d.      Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Sehingga PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi- refleksi- revisi. Kunci utama PTK adalah adanya action (tindakan) yang berulang-ulang.

pPermasalahan:
   Dalam melaksanakan penilitian tindakan kelas, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan karena dalam setiap PTK ini diangkat dari masalah yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik siswa. Jadi apa sajakah kira-kira yang akan menjadi hambatan dalam melaksanakan PTK ini dalam pembelajaran kimia dan bagaimanakah cara menanggulanginya?









Selasa, 16 Mei 2017

Diagnosis dan Tindakan Klinis Mengatasi Kesulitan Siswa yang Malas Belajar Kimia


Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. keinginan-keinginan yang mendorong siswa untuk belajar antara lain : memenuhi rasa ingin tahu, maju, mendapatkan simpati dari orangtua / guru / teman, memperbaiki kegagalan dan mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. Mana yang dominan keinginan itu sangat bergantung dari pribadi masing-masing siswa.

Belajar di suatu sekolah adalah suatu usaha yang berat. Ilmu yang terus berkembang tidak mungkin dapat dikuasai dengan usaha yang ringan dan singkat. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila siswa memasuki sekolah yang baru menemui berbagai kesulitan dan masalah dalam belajar dalam mengikuti materi pelajaran. Penelitian yang  dilakukan oleh Ross L. Mooney dan Mary Alice Prince yang menghasilkan kesimpulan bahwa permasalahan pokok yang dihadapi siswa dalam belajar ada 2, yaitu : tidak tahu cara belajar yang efektif (don’t know how to study efectively) dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik (unable to concentrate well).

Malas belajar adalah suatu keadaan dimana seseorang enggan melakukan proses belajar baik berupa keengganan untuk aktif dalam proses pembelajaran maupun keengganan untuk memahami dan menganalisis materi pelajaran, keengganan membaca materi dan keengganan mencari solusi dari perasalahan materii pelajaran, keengganan ini dapat muncul karena konsep atau penilaian negatif tentang belajar ataupun tidak adanya inisiatif untuk melakukan kegiatan belajar.

Malas belajar pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Malas belajar timbul dari beberapa faktor, untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu: 1) faktor intrinsik ( dari dalam diri anak), dan 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).

1. Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik).
Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

2. Dari Luar Anak (Ekstrinsik).
Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena sikap orangtua, sikap guru, sikap teman, suasan belajar dirumah dan sarana belajar.

Permasalahan:

Menurut teman-teman dari beberapa faktor yang memepengaruhi siswa malas belajar kimia tersebut, faktor manakah yang paling dominan? Dan bagaimana seharusnya kita sebagai calon guru untuk mengatasi hal tersebut?



Senin, 08 Mei 2017

TEKNIK MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar  yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien, dan menarik. Keberhasilan pembelajaran sangat di pengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran.

A.    Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan dari seluruh proses belajar mengajar yang akan dilalui siswa. Jika pada awal pelajaran seorang guru gagal mengondisikan mental dan menarik perhatian siswa, maka proses belajar mengajar yang dinamis tidak dapat tercapai.

1.      Orientasi
Pada awal pelajaran, tidak semua siswa memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal – hal yang akan di pelajari. Siswa yang selesai mengikuti pelajaran olahraga atau matematika kemudian berpindah ke pelajaran berikutnya seperti pembelajaran kimia. Maka kondisi pikiran dan perhatian siswa kebanyakan masih pada pelajaran yang pertama. Demikian pula selama proses pelajaran berlangsung, kesiapan mental dan perhatian pelajar belajar siswa tidak selalu tertuju pada hal – hal yang di pelajari, sehingga mempengaruhi perolehan hasil belajar siswa. proses belajar mengajar yang akan dilalui siswa. Maka dari itu pada tahp orientasi ini guru harus dapat mengalihkan perhatian siswa ke pembelajaran selanjutnya dengan cara memunculkan ide-ide positif dengan mengaitkan konsep yang dipelajari tadi ke materi kimia yang akan dibahas.

2.      Apersepsi
Dalam proses belajar mengajar, penting sekali mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Apabila guru akan menjelaskan materi baru, hendaknya dikaitkan dengan pengalaman siswa yang sudah ada, atau dengan minat kebutuhan siswa.

3.      Motivasi
Perhatian dan minat merupakan unsur penting, dalam menimbulkan motivasi. Dalam mengikuti pelajaran, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, tetapi ada juga yang bermotivasi rendah. Selama proses belajar mengajar berlangsung motivasi belajar siswa juga bisa berubah – ubah uang disebabkan oleh factor ekstrnal, seperti kondisi dan cara belajar mengajar yang menjenuhkan, seram, sulit diikuti, tidak menarik, dan sebagainya.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mendorong perhatian dan minatnya terkonsentrasi pada hal – hal yang harus dipelajari. Sehingga dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, akan mempermudah proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

4.      Memberi acuan atau struktur
Dalam membuka pelajaran, guru hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar dan hal – hal yang diperlukan agar siswa mendapat gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari dan cara – cara yang akan di tempuh dalam mempelajari materi pelajaran.

B.     Menutup Pelajaran
1.       Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran pada setiap akhir penggal kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu merangkum dan membuat inti pelajaraan.

2.       Menilai (mengevaluasi)
-         Tanya jawab secara lisan yang dilakukan guru kepada siswa secara perorangan,kelompok atau klasikal
-         Mendemontrasikan ide baru pada situasi lain
-         Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas. Dalam hal ini guru meminta siswa  memberikan pendapatnya tentang masalah yang baru saja dibahas, baik pendapat itu berupa pendapat perorangan maupun pendapat kelompok
-         Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis pula

3. Tindak lanjut
ltematif lain yang dapat dilakukann guru dalam mengakhiri pembelajaran adalah dengan cara memberikan tindak lanjut (Aqib, zainal.2003). yang dimaksud dengan tindak lanjut yaitu upaya menindak  lanjuti terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dengan maksud untuk lebih memantapkan pemahaman siswa baik berkenaan dengan konsep-konsep yang dipelajari maupun dalam rangka mengamlikasikan pemahaman konsep terhadap pemecahan-pemecahan masalah praktis. Jika kegiatan tindak lanjut bisa berupa pekerjaan rumah(pr), megerjakan tugas-tugas tertentu (proyek), melakukan opserfasi atau pengamatan, wawan cara sederhana atau kegiatan lain atau yang sejenis.

PERMASALAHAN
Menurut teman-teman sebagai calon guru bagaimana kah pengaruh teknik membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap hasil belajar siswa?